Selasa, 01 Desember 2009

Tentang Sebuah Harga Diri (2)



 Apa kabar Sahabat Blogger?
Tulisan ini merupakan sambungan dari tulisan pertama, Tentang Sebuah Harga Diri, tulisan aslinya merupakan karya Eileen Rahman dan Sylvina Savitri yang dimuat diharian Kompas, tanggal 14 November 2009 dengan judul "Harga Diri.".

Refleksi Diri.
Setelah dipikir-pikir kualitas karakter seseorang kita lihat ternyata tidak sepenuhnya bergantung dari pendidikan atau lingkungan dimana dia hidup. Tidak jarang kita menemui orang yang pendidikanya rendah,katakanlah para pembantu rumah tanggga, tetapi tetap menjaga nilai-nilai kejujuran dan tidak tergoda oleh iming-iming uang didepan mata.  Darimana pelajaran budi pekerti ini didapatkan orang-orang yang tidak makan bangku sekolah ini?.

Kierkegaard, seorang ahli budi pekerti mengungkapkan bahwa sebagai makhluk tertinggi yang berakal budi, rasa banga terhadap diri sendiri justru datang dari minat kita terhadap nilai-nilai kehidupan.  Orang yang dangkal dan tidak tahu nilai-nilai kehidupan , biasanya tumbuh menjadi pribadi yang tidak punya pegangan dan hanya melihat harta sebagai patokan kesuksesan.

Sementara orang yang berminat pada nilai kehidupan pasti akan setia pada dirinya sendiri dan otomatis pula akan setia pada lingkungan yang lebih luas, keluarga, profesi, perusahaan,  negara bahkan agama.

Ayah saya semasa hidupnya selalu mengingatkan bahwa pengembangan kualitas pribadi akan kembali ke individu masing-masing. Sebagai individu kita sendiri yang perlu teguh untuk mereviu apa yang sudah kita lakukan.  Apakah hari-hari yang kita lewati sudah "mengisi" kepribadian dan karakter kita sehingga menjadikan kita pribadi kelas satu atau sekedar biasa-biasa saja.  "Tidak semua orang bisa berkesempatan melakukan refleksi diri dan cukup intelejen untuk mengkonstruksi karakter yang tasteful, " begitu ungkap Ayah saya.

Candradimuka.
Ujung-ujungnya kita akan menyadari betapa uang bertumpuk-tumpuk kekuasaan, kewenangan hanyalah sebagian kecil aspek yang seringkali tidak bisa membayar rasa malu, rasa bersalah, kesehatan jiwa dan respek yang kita butuhkan untuk mengkonstruksi dan memperkuat kepribadian kita. Kita jadi perlu mempertanyakan apakah betul gengsi bisa kita dapatkan dari jabatan, uang berlimpah, benda-benda yang kita miliki serta kekuasaan yang kita dapatkan sebagai pejabat?  Bukankah gengsi justru lebih awet bila kita menampilkan diri sebagai pribadi yang peduli, penuh minat, berperan sebagai agen dan abdi yang bertanggungjawab dan menghargai setiap orang yang ada di sekitar kita?

Bukankah gengsi justru didapat kalau kita berterus terang bila tidak sanggup menjalankan tugas yang diemban. Bukankah gengsi justru didapat bila seorang ayah jujur minta maaf atas kesalahan anaknya dan siap bertanggung jawab atau bila seorang atasan dengan ksatria mengundurkan diri karena kesalahan yang dilakukan anak buahnya?

Dunia kerja memang ajang yang baik bagi kita untuk berkembang dan memperbaiki standard kehidupanya.  Namun situasi pekerjaan memang juga merupakan candradimuka bagi orang yang ingin meningkatkan kualitas pribadi.  (Sumber : Kompas, 14 November 2009).

Bagaimana Sahabat Blogger? Ada yang perlu kita diskusikan, sipp..dec..mari kita share disini. Trima kasih dan Salam Sukses.








Jumat, 27 November 2009

Tentang Sebuah Harga Diri (1)



Apa kabar sahabat blogger? Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel menarik di harian Kompas, yang nulis adalah Eillen Rachman dan Sylvana Savitri, seorang pakar pengembangan diri dan motivasi.  Judul aslinya adalah "Harga Diri", artikelnya sangat menarik karena membahas tentang hakekat sebuah harga diri .  Sengaja saya sharing-kan disini sebagai bahan bagi kita untuk berdiskusi dan curah pendapat. Bagaimana? Menarik, bukan? Selengkapnya baca dech di bawah ini. 

Meski kita semua sepakat bahwa harta dan kedudukan bukan jalan satu-satunya untuk mendapatkan respek dari orang lain, kita juga semakin melihat bahwa materi memang sudah jadi tolok ukur untuk banyak situasi. Seakan menjadi sebuah pelecehan sosial dan psikologis atas harga diri kita, bila  kita tidak mengikuti arus gaya hidup di masyarakat. " Kan tidak enak loh, kalau semua teman pakai tas puluhan juta, sementara kita satu-satunya yang tidak," ungkap seorang ibu pejabat.

Kita juga kerap mendengar pegawai berkomentar, "Nyatanya memang tidak cukup ya mengandalkan gaji saja.  Kita memang terpaksa mencari obyekan dari sumber lain."  Situasinya sekarang, kita bisa menyaksikan betapa orang bisa lebih takut miskin, lebih mati-matian menimbun harta, menjaga kedudukan dan mengejar pangkat, ketimbang memperjuangkan hati nurani, kekayaan jiwa bahkan kepentingan negara.

Setiap kita bisa saja terjebak dalam situasi dilematis untuk menjaga "harga diri" ini.  Pertanyaanya : maukah Anda dibayar untuk menjelekkan nama orang lain?  Maukah Anda menerima uang bila nama keluarga dipermalukan?  Maukah Anda melanggar kode etik profesi demi uang?  Di sisi lain kita bisa melihat dan juga bertanya-tanya: demi apa prajurit kita berjuang mempertahankan perbatasan Indonesia dan memperjuangkan Timor Timur sampai kehilangan anggota tubuhnya, bahkan gugur di medan laga?  Mengapa ada pegawai yang jujur sampai akhir karirnya dan membiarkan anak istrinya hidup dengan uang belanja yang pas-pasan? mengapa ada orang tidak takut dipenjara, ditangkap, kalau yakin tidak bersalah?  Mengapa ada orang yang tetap pada pendirianya dan kukuh akan keputusan jabatanya walaupun diiming-imingi segelontor uang?  Apa bedanya orang seperti Nelson Mandela dengan kita-kita yang bias-biasa ini?

Menjaga Amanah.
Kita sering tidak habis mengerti, mengapa ada orang yang jelas-jelas salah, namun tetap menyangkali kebenaran.  Dalam upaya membela diri, ada orang yang tak ragu bolak-balik mengingkari kata-katanya sendiri.  Sebetulnya kapan sesorang mulai tidak berpikir selfish dan tidak lagi semata melihat keuntungan bagi diri sendiri?  Psikolog Susan Quilliam mengatakan bahwa tanda orang berangkat dewasa adalah saat ia mulai bisa mengaitkan dirinya dengan kepentingan yang lebih luas, misalnya bisa melihat dan menempatkan dirinya sebagai anggota masyarakat, kelompok mprofesi, perusahaan bahkan Negara.  Mungkin ini sebabnya ada seorang pimpinan lembaga tinggi negara menginstruksikan untuk ,memasukkan kembali pelajaran Bela Negara dalam kurikulum kursus kepemimpinan para pejabatnya.  Tujuanya tentu agar setiap orang bisa diingatkan kembali akan misi dan amanah atas peran, jabatan dan kewenangan yang dibebankan dipundaknya.  Dengan demikian tiap orang bisa berpandangan lebih dewasa dan tidak semata berorientasi : " me, me,  me attitude."

Dalam skala kecil kita kadang melihat juga gejala tidak terbukanya suatu divisi dengan divisi lain.  Seakan khawatir apa yang dibuat atau diciptakan oleh divisi tersebut dicatut sebagai inisiatif divisi lain.  Berkepanjangannya konflik antar institusi yang kita lihat belakangan ini juga memperlihatkan tidak maunya sebuah lembaga dipersalahkan secara sepihak karena kesalahan juga ada di lembaga lain.  Kita jadi bertanya-tanya mengapa tidak lagi ada semangat korp dan keinginan membela kebersamaan? Bukankah lebih bangga bila kita bisa membela yang lebih besar, apakah itu kepentingan perusahaan, juga kepentingan masyarakat dan bangsa?  (sumber : Kompas, 14 November 2009).

Salam sukses. 










Minggu, 22 November 2009

Perkembangan statistik situs Iklan Gratis Online.




Tidak terasa hampir 3 bulan situs iklan gratis online diluncurkan, situs iklan gratis dengan nama Iklan Gratis Online menunjukkan perkembangan yang pesat. Per tanggal 23 November 2009, tercatat lebih dari 2.500 iklan dengan berbagai kategori telah terpasang dengan jumlah total kunjungan lebih dari 7.000 kunjungan. Ini merupakan perkembangan yang sungguh diluar dugaan kami. Rata-rata kurang lebih 100 iklan terpasang dan lebih dari 200 kunjungan per hari.

Trima kasih sekali atas perhatian para internet marketer yang telah memanfaatkan fasilitas iklan gratis ini dengan baik, mudah-mudahan fasilitas ini dapat membantu perkembangan bisnis teman-teman blogger maupun internet marketer lainya.  Saya sangat bahagia apabila situs Iklan Gratis Online ini bisa meningkatkan bisnis maupun usaha anda. Sekali lagi terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan erat ini, mudah-mudahan kerjasama kedepan menjadi lebih baik lagi.

Salam Sukses.

Selasa, 03 November 2009

Peluang Pengembangan Asuransi Komoditas Pertanian

Anda tentu sudah mengenal asuransi dalam kehidupan sehari-hari.  Asuransi bukan hanya dalam dunia bisnis, dalam kehidupan sehari-haripun asuransi sudah sangat dikenal. Anda tentu sudah sering dengar asuransi kecelakaan kerja, asuransi rumah, dan berbagai jenis asuransi lainya.  Di dalam dunia bisnis, asuransi sudah sangat dikenal sebagai salah satu cara yang sering dijadikan alat untuk mengelola resiko dan berperan penting dalam mengatur risiko dalam berinvestasi.  Dalam hal ini risiko yang dihadapi dalam berinvestasi akan dialihkan menjadi risiko asuransi.

Dunia asuransi dewasa ini sudah begitu berkembang, namun pada saat yang sama asuransi masih sedikit sekali menyentuh dunia pertanian terutama di negara kita.  Padahal seperti yang kita ketahui, sektor pertanian secara umum adalah leading sector di Indonesia. Tercatat lebih dari 50% penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya di sektor ini, bukan hanya menyediakan bahan pangan saja tetapi sektor pertanian juga menyediakan lapangan kerja yang cukup besar.  Sektor pertanian juga dikenal telah menyediakan 48 juta lapangan kerja, menyediakan bahan baku industri serta penyedia bahan baku ekspor baik mentah maupun olahan. 

Berusaha di bidang pertanian secara umum mempunyai potensi yang tinggi, namun risikonya juga sangat besar.  Usaha pertanian memiliki karakteristik sebagai usaha yang penuh risiko terhadap dinamika alam, bersifat biologis dan musiman, rentan terhadap serangan hama dan penyakit,  yang kesemuanya secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri dapat menyebabkan kerugian.    Oleh karena sudah selayaknya usaha pertanian juga mendapat perhatian khusus untuk memperkecil risiko, dalam hal ini dengan manajemen risiko  dalam bentuk asuransi, yang kita sebut dengan asuransi pertanian. 

Asuransi pertanian adalah mekanisme finansial yang akan membantu mengelola kerugian pertanian akibat bencana alam atau iklim yang tidak mendukung diluar kemampuan petani untuk mengendalikanya.  Manajemen risiko dibidang pertanian adalah masalah yang sangat penting dalam investasi dan keputusan finansial petani.  Program asuransi sangat bergantung pada rasio cost / benefit bagi petani, pengusaha pertanian dan penyedia jasa asuransi dan yang tidak kalah pentingnya adalah asuransi yang diberikan didasarkan pada pertimbangan apakah biaya asuransi tersebut cukup efektif dalam menanggung sebuah risiko.

Secara umum tujuan asuransi untuk sektor pertanian adalah untuk memberikan proteksi atau penggantian terhadap risiko gagal panen akibat serangan hama, penyakit, ataupun bencana alam.  Asuransi pertanian ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi para pihak baik itu petani itu sendiri baik menyangkut tingkat produksi bahkan sampai pada perbaikan situasi ekonomi maupun perusahaan penyedia jasa asuransi.

Menurut Yamaguchi (1987), asuransi pertanian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :
  1. Asuransi pertanian akan melindungi petani dari kerugian secara finansial karena kegagalan panen melalui  fungsi tanggunggan kerugian.
  2. Asuransi pertanian akan meningkatkan posisi tawar petani terhadap kredit pertanian.  Hal ini karena asuransi pertanian menjamin perlindungan dari kegagalan panen maka petani peserta asuransi mendapat rasio kredit yang lebih baik jika asuransi termasuk didalamnya.
  3. Skim asuransi pertanian di samping meningkatkan stabilitas pendapatan petani dengan menanggung kerugian mereka dari kerusakan tanaman juga merupakan kebijakan yang positif dalam meningkatkan produktivitas dengan mencegah dan membatasi pengaruh bencana alam, khususnya hama dan penyakit.
  4. Asuransi pertanian memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi yang lebih baik akibat dampak dari kerusakan tanaman dalam ruang dan waktu.

Menurut Pusat Pembiayaan Pertanian, Departemen Pertanian RI, penerapan asuransi pertanian harus memperhatikan sembilan prinsip yang memuat tentang peyelenggaraan asuransi, tingkat risiko, tanggunggan kerugian, peserta asuransi sampai pada biaya penyelenggaraan asuransi.

Prisnsip Pertama :  Penyelenggaraan asuransi bertanggunggjawab terhadap usahanya yaitu tidak secara otomatis mempunyai akses dengan anggaran pemerintah (subsidi) tidak begitu penting tetapi harus diarahkan menetapkan persentase yang baku / permanen terhadap total premi.

Prinsip Kedua : Untuk memaksimalkan kemungkina pengembangan penyelenggaraan asuransi seharusnya menentukan risiko yang ditanggung termasuk bahaya yang dapat mudah dikualifikasi, kehilangan dengan mudah ditentukan dan dinilai tidak ada maslah dengan moral hazard.

Prinsip Ketiga :  Petani seharusnya hanya mendapat ganti kerugian kerusakan tanaman aktual atau hilangnya input.

Prinsip Keempat :  Kebijakan seharusnya termasuk potongan sampai 20 persen dari tanggungan untuk memastikan bahwa petani berusaha meminimalkan kerusakan.

Prinsip kelima : Premi seharusnya berpijak pada perhitungan aktual, mengunakan catatan cuaca dan catatan yang baik dari petani yang diasuransi.  Premi seharusnya ditentukan cukup tingggi untuk menutupi rata - rata tanggungan kerugian, biaya administrasi dan kontribusi untuk cadangan finansial.

Prinsip Keenam : Pemberi asuransi seharusnya mengembangkan portofolio asuransi yang rasional untuk meratakan risiko dan meminimalkan peluang kehilangan yang besar.

Prinsip Ketujuh :  Asuransi seharusnya direncanakan dan didirikan oleh pihak swasta. Hal ini memerlukan penyelenggaraan asuransi untuk pengembangan dan tipe pasar asuransi yang diinginkan oleh petani.

Prinsip Kedelapan : Untuk menghindari masalah seleksi yang kurang baik, premi asuransi dan tanggunggan kerugian seharusnya diimplementasikan untuk tingkat individual petani dan bukan rata-rata wilayah.  Biaya adminsitrasi untuk petani skala kecil dapat ditekan dengan mengasuransikan kelompok seperti halnya pada petani individual.  Jika premi kelompok lebih rendah, petani akan dipercayakan untuk mengatur sendiri mutual asuransi.  Penyelenggara asuransi dapat memberi bantuan teknis yang dibutuhkan.

Prinsip Kesembilan :  Penyelenggara asuransi perlu mengontrol biaya administrasi.  Biaya pegawai dan lapangan dapat ditambah biaya lainya dengan mendiversifikasi portofolio asuransi untuk mengurangi pekerjaan musiman atau dengan mempercayakan pengawas musiman.

Penerapan asuransi komoditas pertanian dapat memproteksi nilai usaha tani dari kegagalan panen yang disebabkan oleh adanya serangan hama dan penyakit, kematian tanaman / ternak, atau kehilangan yang dapat menyebabkan kerugian.  Besarnya premi asuransi sebesar 3,5% dari biaya produksi atau biaya pembelian bibit ternak, misalnya.  Apabila terjadi kegagalan panen maka kerugian usaha akan mendapat pembayaran klaim sebesar input usaha taninya sehingga petani masih bisa dapat berusaha tani kembali.

Penerapan asuransi komoditas pertanian jika berkembang dengan baik dapat mendorong perbankan untuk  menyalurkan kreditnya ke sektor pertanian dengan besaran yang lebih besar karena sebagian risiko kegagalan sudah diproteksi oleh asuransi.  Dengan demikian ke depan penyaluran pembiayaan lebih besar ke sektor pertanian dan lebih lanjut dapat mendorong meningkatnya investasi di sektor pertanian.http://www.sugiana.comhttp://www.sugiana.com



Rabu, 21 Oktober 2009

Internet Marketing : Pentingnya mempromosikan bisnis Anda !

Promosi tepatnya mempromosikan bisnis yang anda geluti baik bisnis konvensional maupun bisnis online menjadi sangat penting pada saat ini.  Dengan promosi ini, bisnis Anda dapat dikenali oleh calon pelangggan Anda sehingga konsumen dapat mengakses produk Anda dengan cepat, mudah dan murah.  Apalagi bagi Anda yang selama ini menggeluti bisnis di internet  tentu sudah familiar dengan internet marketing. Secara sederhana internet marketing dapat diartikan sebagai sebuah metode pemasaran bisnis dengan memanfaatkan media internet.

Tentu kita sering bertanya : mengapa harus harus mempromosikan bisnis melalui internet? Bukankah melalui media yang lain, bisnis kita tetap melaju kencang? Apa malah bisa menambah biaya jika mempromosikan bisnis kita melalui internet? Ngga ah, rumit itu pake internet marketing.

Itu beberapa pertanyaan inilah yang sering menggelayuti pikiran saya, termasuk Anda barangkali.  Beberapa hari yang lalu saya menerima pesan dari GM. Susanto, seorang internet marketer, ia membagikan pengalamanya selama ini sebagai seorang internet marketer yang sukses.  Ia menyebutkan beberapa alasan mengapa internet marketing tepatnya bagaimana mempromosikan bisnis via internet itu menjadi sangat penting terutama pada saat ini.

Salah satu alasan yang sangat penting yang mendasari adalah dari segi pembiayaan pemasaran via internet yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pemasaran secara konvensional. Bagaimana tidak, karena pemasaran melalui internet lebih fokus,  atau sangat tertarget.  Bahkan biaya yang dikeluarkan relatif lebih rendah dibanding pemasaran offline.  Sehingga biaya  yang dikeluarkan  untuk pemasaran juga menjadi lebih effektif dan effisien.

Berbagai metode internet marketing sudah dilakukan para pebisnis online dan kesemuanya memberikan hasil yang menakjubkan.  Salah satu yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan mempromosikan bisnis di internet dengan beriklan di media iklan online.  Situs iklan  yang kini banyak bertebaran di internet. Bahkan dengan fasilitas yang bagus untuk mempromosikan bisnis anda, bukan hanya iklan baris tanpa atau dengan image, sekarang ini banyak situs iklan yang menyediakan  iklan banner dan iklan premium dengan murah.

Bahkan sekarang ini kalau Anda rajin browsing di internet Anda akan menemui beberapa situs iklan yang menawarkan pemasangan iklan secara gratis.  Situs-situs iklan ini ada yang menawarkan paket iklan gratis dengan mendaftar lebih dahulu,  namun banyak juga yang menawarkan paket iklan gratis tanpa harus mendaftar, langsung online.  Situs-situs seperti ini dapat Anda manfaatkan untuk menjaring pelanggan dan meningkatkan kinerja bisnis Anda. Tidak ada salahnya Anda memanfaatkan yang gratisan seperti toh memang sudah sengaja disediakan  oleh pemilik situs. Iya, kan?

Salah satu situs iklan gratis yang sedang berkembang dan mulai dibanjiri para pemasang iklan adalah situs iklan gratis online.  Situs ini menyediakan fasilitas untuk para pebisnis online maupun offline untuk dapat pasang iklan secara gratis tanpa harus mendaftar sama sekali dan iklan Anda langsung online pada saat itu juga tanpa menunggu aktivasi iklan oleh admin situs.  Wahhhh......menarik sekali!  Betul !!! Selain menyediakan fasilitas iklan gratis, situs ini juga menawarkan paket pemasangan iklan banner dan iklan premium dengan biaya pasang yang murah.   Bener, coba dech  ....Anda bisa mengunjungi situsnya dan langsung pasang iklan bisnis Anda disini.  

Bahkan selama bulan Oktober - Desember 2009 ini situs ini menawarkan special discount gede-gedean untuk Anda yang pasang banner dan pasang iklan premium.  Jika Anda pasang banner selama 12 bulan, Anda akan mendapat discount 2 bulan dan tambahan bonus pasang 1 bulan iklan premium.  Nahh....sangat menarik,  kan?.

Bagaimana ...sudah siapkah Anda para pebisnis untuk  memasarkan bisnisnya dengan internet marketing? Silahkan manfaatkan layanan  situs iklan gratis disini atau   media iklan online   lainya yang juga gratis.

Salam sukses internet marketing Indonesia.



 

Minggu, 13 September 2009

Rice Art : Aksi Greenpeace Asia Tenggara memperingati dunia untuk ketahanan pangan.

    Sebuah karya yang di sebut 'Rice Art' menempati area seluas 16.000 meter persegi dengan menggambarkan para petani memakai topi jerami dan menggunakan sabit untuk memanen padi - yang mencerminkan tradisi dan kehidupan para petani. Greenpeace melakukan karya seni ini di Thailand's Central Plains - daerah yang diakui sebagai salah satu daerah paling subur penghasil beras di Asia Tenggara - dengan dua warna beras organik. Salah satu bagian dengan varitas padi lokal yang tampak hijau dari atas, dan yang kedua adalah varitas beras hitam tradisonal.

Beras adalah kehidupan
     Beras terkait erat dengan budaya dan kehidupan masyarakat di Asia Tenggara. kawasan yang kaya akan warisan budaya beras harus dilindungi melalui pertanian padi yang berkelanjutan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menjaga beras kita melawan resiko akan 'teknologi' seperti rekayasa genetika, dan berinvestasi dalam produksi dan metode pertanian ekologi, pertanian yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia berbahaya.
     Pemerintah di Asia Tenggara harus mengeluarkan suatu larangan langsung pada GE (genetically engineered) tanaman pangan, khususnya beras dengan kandungan bahan kimia. mengancam mata pencaharian petani dan kandungannya dapat menimbulkan risiko terhadap lingkungan. Karena para perusahaan banyak yang mendukung beras GE ini mendorong perkebunan monokultur yang mengurangi keragaman, tanaman GE menambah risiko produksi beras di seluruh dunia yang ditimbulkan oleh pemanasan global.
    Beras adalah tanaman pangan yang paling penting di Asia Tenggara – berdasarkan perhitungan dari sekitar 25 persen dari total produksi beras dunia pada tahun 2008. Tetapi produksi beras di negara-negara seperti Indonesia, Filipina dan Thailand menghadapi ancaman dari perusahaan bioteknologi.

Pertanian terancam perubahan iklim
    Pertanian pada saat ini menghadapi perubahan iklim di Asia Tenggara yang merupakan produsen pertanian terbesar di dunia - tetapi pada saat yang sama menjadi sangat rentan terhadap bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim. Bank Pembangunan Asia (ADB) melakukan penelitian yang dirilis bulan April lalu mengungkapkan bahwa jika tidak ada tindakan global yang di lakukan, perubahan iklim akan menyebabkan penurunan yang serius dalam produksi beras di negara-negara seperti Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
     Perubahan iklim akan sangat mempengaruhi pertanian di seluruh dunia. Ketahanan pangan di banyak negara adalah ancaman besar dari curah hujan yang tidak terduga dan lebih sering terjadinya cuaca ekstrim. Tujuh puluh persen dari kemiskinan dunia ditemukan di daerah-daerah pertanian di mana petani bergantung pada hujan untuk hasil panen mereka - di mana terlalu banyak atau terlalu sedikit hujan adalah suatu bencana. Pemerintah perlu mengakui bahwa pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim dan mereka harus memastikan strategi adaptasi berdasarkan pada teknik-teknik pertanian berkelanjutan.
   Dalam laporannya yang berjudul "Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim" , Greenpeace meninjau studi ilmiah yang menggarisbawahi strategi yang paling efektif untuk adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim adalah pertanian yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati. Campuran tanaman dan varitas yang berbeda dalam satu bidang adalah sesuatu yang sudah terbukti dan sangat dapat diandalkan untuk metode pertanian yang akan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan cuaca yang tak menentu. Dan, cara terbaik untuk meningkatkan tingkat toleransi dalam satu varietas teknologi peternakan yang modern yang tidak memerlukan gangguan genetik.
     Selain itu untuk menjaga pertanian terhadap perubahan iklim - adalah penting untuk mengenali bahwa pertanian itu sendiri juga merupakan salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar. Laporan Greenpeace yang berjudul “Cool Farming” melakukan rincian praktek-praktek yang merusak hasil dari industri pertanian dan menyajikan solusi yang terbaik untuk membantu mengurangi kontribusinya terhadap perubahan iklim. Solusi sederhana ini akan bermanfaat bagi lingkungan serta petani dan konsumen di seluruh dunia tanpa menggunakan tanaman rekayasa genetika yang berbahaya.
    Greenpeace berkampanye untuk Tanaman yang bebas dari GE  dan produksi pangan didasarkan pada prinsip-prinsip kelestarian, perlindungan keanekaragaman hayati, dan memberikan seluruh masyarakat makanan yang aman dan bergizi. Kami menolak rekayasa genetika yang tidak diinginkan dan tidak perlu serta teknologi yang mencemari lingkungan, mengancam keanekaragaman hayati dan dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan kita (Sumber : Greenpeace Asia Tenggara , http :www.greenpeace.org/seaasia)

Asap : Bencana yang tidak bisa dihindari ?

    Beberapa bulan terakhir ini masyarakat di beberapa daerah di Indonesia seperti di Kalimantan dan Sumatra mengalami bencana asap.  Asap sebagai dampak dari kebakaran lahan dan hutan menyelimuti beberapa beberapa daerah tersebut.  "Bencana asap" kalau kita bisa katakan merupakan peristiwa yang terus berulang setiap tahun.  Kebakaran lahan dan hutan ini diebut debagai "bencana" karena kebakaran lahan dan hutan tersebut telah meluas dan tidak terkendali sehingga merusak lahan dan hutan sehingga menghasilkan asap dalam jangka waktu yang berkepanjangan.  Kenyataan menunjukkan kebajaran lahan dan hutan ini bukanya berkurang, malah setiap tahun luasan dan intensitasnya semakin bertambah besar. 
   Kebakaran lahan dan hutan ini menimbulkan dampak negatif yang sangat besar baik secara langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat.  Dampak sosial dan ekonomi sangat besar termasuk mengganggu kesehatan dan transportasi masyarakat, bahkan kabut asap yang timbul di beberapa negara tetanga juga dituding sebagai kiriman dari negara kita.  Ini tentu sesuatu yang tidak  bisa kita biarkan begitu saja.
    Sebagai ilustrasi kebakaran lahan dan hutan yang terjadi pada tahun 1997/1998 ternyata telah melepaskan 2,6 miliyar karbon ke dalam atmosfir yang jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya yaitu 1 miliar ton pada tahun 1999.  Dengan angka 1 miliar ton saja Indonesia telah menduduki peringkat pertama sebagai negara penghasil karbon terbesar di dunia karena 22 persen dihasilkan dari kebakaran lahan dan hutan di Indonesia pada tahun 1997/1998.  Sebagai pembanding saja aktivitas manusia pada tahun 1980-an setiap tahunya rata-rata menghasilkan 6 miliar karbon.  Produksi sebesar 2,6 miliar karbon tersebut setara dengan 13-14 persen produksi karbon global (Saharjo, 2003). 
    Dari segi kesehatan kebakaran lahan dan hutan menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan yang sangat tinggi terutama Total Suspended Particulate (TSP) dan Particulate Mater Less Than 10 Micron (PM10).  Asap kebakaran hutan dan lahan sangat mengganggu kesehatan karena mengandung partikel debu dan gas-gas berbahaya/beracun seperti karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2) dan Ozon (O3), hidrokarbon, dll.  Ini tentu sangat mengganggu kesehatan seseorang, karena bukan hanya mengganggu sistem respirasi tetapi juga akan mengganggu organ dan jaringan tubuh lainya karena semua organ membutuhkan energi yang tergantung dari proses respirasi.  Bahkan dampaknya bukan hanya terbatas pada saat terjadi kebakaran lahan dan hutan saja, tetapi juga berdampak pada gangguan kesehatan dalam jangka panjang, terutama anak-anak. 
     Asap yang ditimbulkan dari kebakaran lahan dan hutan juga menyebabkan terbatasnya jarak pandang sehingga hal ini sangat mengganggu akses transportasi masyarakat.  Sudah kita dengar beberapa bandara untuk sementara ditutup untuk jalur penerbangan karena gangguan ini.  Gangguan transportasi masyakat ini berakibat juga terhadap berkurangnya aktivitas ekonomi masyarakat.  Coba kita cermati berapa kerugian secara ekonomi yang ditimbulkan dari dampak asap ini?   Permasalahan asap ini juga dampaknya juga dirasakan di negara tetanggga kita, sudah barang tentu effek politisnya sangat besar.  Bukan hanya arus barang dan wisatawan menjadi terhambat bahkan arus modal masuk (investasi) sedikit banyak terhambat. Kalau sudah begini ujung-ujungnya adalah perekonomian daerah maupun nasional akan terganggu.
     Bukan itu saja, biaya yang dikeluarkan untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan juga tidak sedikit. Ingat kebakaran lahan dan hutan pada tahun 2007 bahkan pemerintah sempat menyewa pesawat terbang dari Rusia khusus untuk memadamkan kebakaran ini.  Berapa biaya yang bisa dihemat jikalau tidak ada kebakaran lahan dan hutan dan biayanya bisa dipakai untuk dana pembangunan  di daerah tersebut yang kita tahu infrastruktur maupun sarana lainya masih tertinggal dibandingkan daerah lainya.
     Kalau kita cermati sebenarnya mengapa peristiwa ini selalu berulang setiap tahun? Mengapa kita tidak bisa melakukan antisipasi sejak dini agar bencana ini tidak berulang setiap tahun?
    Seperti yang kita ketahui bersama, hutan tropis Indonesia merupakan hutan alam tropis basah yang banyak memiliki kekayaan dan keragaman flora dan fauna yang tidak ternilai harganya.   Hutan sumberdaya alam yang mampu mendorong perekonomian masyarakat maupun negara.  Namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk pengusahaan hutan dilakukan secara membabibuta tanpa memperhastikan aspek kelesetarianya.  Degradasi hutan terjadi secara besar-besaran.  Tidak heran sebagian besar huatan-huatan kita pada saat ini kondisinya sangat menggenaskan, rusak dan dibiarkan begitu saja.  Rusaknya hutan berakibat tidak berfungsinya hutan sebagai bagian dari ekosistem juga rusak. 
    Alih fungsi hutan secara besar-besaran untuk kegiatan HPH, pembangunan HTI, perkebunan, pertanian/perladangan, kawasan transmigrasi dan pertambangan mengakibatkan terbukanya hutan dan kerusakan hutan sehingga rawan terhadap bahaya kebakaran.  Apalagi pada saat ini alih fungsi hutan untuk areal perkebunan terutama kelapa sawit dilakukan secara besar-besaran hampir disemua daerah.  Dicurigai sebagian besar lahan -lahan untuk perkebunan ini penyiapan lahanya dilakukan dengan pembakaran lahan.  Hal yang tidak mustahil karena dengan metode tebang dan bakar ini akan sangat menghemat biaya, sesuatu yang akan dilakukan pengusaha untuk  meraup keuntungan yang sangat besar.  Coba bandingkan jika membuka lahan dengan metode tanpa bakar, akan memakan waktu yang lebih lama dan memerlukan biaya dan tenaga kerja yang jauh lebih besar.  Sebuah studi menunjukkan bahwa dengan metode tebang dan bakar ini hanya memerlukan biaya 1/3 saja dan waktu yang sangat singkat.  Sebuah metode yang sangat effisien dan sangat menguntungkan bagi pengusaha namun menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi lingkungan, masyrakat dan negara.   
     Degradasi hutan akibat pembukaan hutan akan menimbulkan lahan -lahan terbuka tanpa ditumbuhi pohon-pohon yang tinggi,  lahan ini biasanya didominasi oleh semak dan rumput serta alang-alang.  Lahan-lahan seperti ini akan mudah terbakar terutama pada saat musim kemarau seperti ini.  Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa hanya pada kawasan hutan yang terbuka dan rusak saja yang selalu terbakar, sedangkan hutan-hutan yang masih asli (virgin forest) tidak terbakar dan memiliki kemampuan untuk memulihkan diri (self recovery) dalam waktu singkat.
    Kajian Anshari (2003) menunjukkan kebakaran lahan dan hutan di Indonesia disebabkan oleh ulah manusia yang melakukan pembakaran pada lahan gambut, pembakaran untuk membuka areal perkebunan termasuk areal untuk kelapa sawit dan HPH/HTI, pembakaran pada sisa-sisa kayu dan ranting pada areal HPH yang rusak serta pembakaran vegetasi pada sistem perladangan berpindah.  Sebagian besar pemabakaran lahan dan hutan pada lahan gambut maupun pembukaan areal perkebunan selama ini dituding sebagai pelaku utama.  Seperti yang kita ketahui selama ini, pembakaran hanya akan menghasilkan asap dalam jumlah yang sangat besar apabila "bahan bakar" berasal dari bahan yang kandungan airnya tinggi.  Lahan gambut dan hasil  tebangan untuk pembukaan areal perkebunan mempunyai kandungan air yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan lainya. Perladangan berpindah walaupun termasuk penyebab kebakaran lahan dan hutan namun prosentasenya kecil, mereka melakukan metode pembakaran secara terkendali dan mereka sudah melakukan metode ini sejak ribuan tahun yang lalu dan tidak dilakukan secara massif seperti pembukaan lahan untuk perkebunan.
    Penyiapan lahan untuk berbagai keperluan terutama perkebunan dan HTI dengan pembakaran yang terjadi pada lahan gambut tentu saja menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi lingkungan.  Studi yasng dilakukan Saharjo (2003) menunjukan bahawa  suhu akibat pembakaran dapat merusak gambut, menghilangkan kapasitas penyimpanan air, menghilangkan kapasitas penyerapan karbon, menghilangkan sumberdaya genetik dan keanekaragaman hayati, melepaskan karbon, menghilangkan berbagai fungsi ekologis dan ekonomis serta tidak kalah pentingnya adalah mencoreng nama baik bangsa di dunia internasional. Penelitian Laboratorium Kebakaran Hutan  dan Lahan IPB dan Kantor kementrian Lingkungan Hidup RI menunjukkan bahwa penyiapan lahan dengan pembakaran pada lahan gambut seluas 3.000 hektar dengan ketebalan gambut yang rusak rata-rata 10 cm maka untuk mengganti kerusakan ekologis dan kerugian ekonomis serta upaya pemulihanya diperlukan biaya sebesar Rp. 800 milyar.
   Sekarang pertanyaan bagi kita semua, akankah kebakaran lahan dan hutan ini terus terjadi setiap tahun tahun?  Pemerintah dan pemerintah daerah serta berbagai elemen masyarakat saya kira harus mengambil langkah-langkah yang nyata. Tindakan yang segera dilakukan pada saat ini adalah bagaimana upaya memadamkam kebakaran lahan dan hutan agar dapat dikendalikan dan tidak meluas dan berkepanjangan sehingga asap yang ditimbulkanya dapat dikurangi.  Pemadaman dapat dilakukan lewat darat maupun melalui udara dengan pesawat.  Ternasuk upaya Tim Modifiksi Cuaca dari BPPT yang sedang melakukan upaya pembuatan hujan buatan di beberapa daerah patut kita dukung dan apresiasi dengan baik. Upaya ini juga harus dibarengi dengan upaya penegakan hukum (law enforcement) tanpa pandang bulu terhadap siapapun yang melakukan pembakaran secara sengaja termasuk pengusaha-pengusaha HPH/HTI dan perkebunan kelapa sawit yang terbukti melakukan kejahatan lingkungan pembakaran lahan dan hutan harus diproses sesuai hukum yang berlaku untuk menimbulkan effek jera.
     Selanjutnya kedepan perlu langkah-langkah antisipatif untuk meminimalkan berulangnya bencana asap ini dengan meminimalkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan.  Upaya ini dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak dari awal untuk menyusun langkah-langkah antisipatif secara bersama baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, LSM, perguruan tinggi, masyarakat desa sekitar hutan maupun aparat penegak hukum secara terencana dan terpadu.  Saya kira kedepan kita tidak ingin dikenal sebagai "eksportir asap" oleh negara tetangga kita, Singapura dan Malaysia,sebuah julukan yang amat memalukan dan mecoreng nama bangsa di dunia internasional.
    Stop Kebakaran, Stop Asap dan Stop Bencana !