Jumat, 27 November 2009

Tentang Sebuah Harga Diri (1)

Posted on 20.19 by Sugiana, SP.



Apa kabar sahabat blogger? Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel menarik di harian Kompas, yang nulis adalah Eillen Rachman dan Sylvana Savitri, seorang pakar pengembangan diri dan motivasi.  Judul aslinya adalah "Harga Diri", artikelnya sangat menarik karena membahas tentang hakekat sebuah harga diri .  Sengaja saya sharing-kan disini sebagai bahan bagi kita untuk berdiskusi dan curah pendapat. Bagaimana? Menarik, bukan? Selengkapnya baca dech di bawah ini. 

Meski kita semua sepakat bahwa harta dan kedudukan bukan jalan satu-satunya untuk mendapatkan respek dari orang lain, kita juga semakin melihat bahwa materi memang sudah jadi tolok ukur untuk banyak situasi. Seakan menjadi sebuah pelecehan sosial dan psikologis atas harga diri kita, bila  kita tidak mengikuti arus gaya hidup di masyarakat. " Kan tidak enak loh, kalau semua teman pakai tas puluhan juta, sementara kita satu-satunya yang tidak," ungkap seorang ibu pejabat.

Kita juga kerap mendengar pegawai berkomentar, "Nyatanya memang tidak cukup ya mengandalkan gaji saja.  Kita memang terpaksa mencari obyekan dari sumber lain."  Situasinya sekarang, kita bisa menyaksikan betapa orang bisa lebih takut miskin, lebih mati-matian menimbun harta, menjaga kedudukan dan mengejar pangkat, ketimbang memperjuangkan hati nurani, kekayaan jiwa bahkan kepentingan negara.

Setiap kita bisa saja terjebak dalam situasi dilematis untuk menjaga "harga diri" ini.  Pertanyaanya : maukah Anda dibayar untuk menjelekkan nama orang lain?  Maukah Anda menerima uang bila nama keluarga dipermalukan?  Maukah Anda melanggar kode etik profesi demi uang?  Di sisi lain kita bisa melihat dan juga bertanya-tanya: demi apa prajurit kita berjuang mempertahankan perbatasan Indonesia dan memperjuangkan Timor Timur sampai kehilangan anggota tubuhnya, bahkan gugur di medan laga?  Mengapa ada pegawai yang jujur sampai akhir karirnya dan membiarkan anak istrinya hidup dengan uang belanja yang pas-pasan? mengapa ada orang tidak takut dipenjara, ditangkap, kalau yakin tidak bersalah?  Mengapa ada orang yang tetap pada pendirianya dan kukuh akan keputusan jabatanya walaupun diiming-imingi segelontor uang?  Apa bedanya orang seperti Nelson Mandela dengan kita-kita yang bias-biasa ini?

Menjaga Amanah.
Kita sering tidak habis mengerti, mengapa ada orang yang jelas-jelas salah, namun tetap menyangkali kebenaran.  Dalam upaya membela diri, ada orang yang tak ragu bolak-balik mengingkari kata-katanya sendiri.  Sebetulnya kapan sesorang mulai tidak berpikir selfish dan tidak lagi semata melihat keuntungan bagi diri sendiri?  Psikolog Susan Quilliam mengatakan bahwa tanda orang berangkat dewasa adalah saat ia mulai bisa mengaitkan dirinya dengan kepentingan yang lebih luas, misalnya bisa melihat dan menempatkan dirinya sebagai anggota masyarakat, kelompok mprofesi, perusahaan bahkan Negara.  Mungkin ini sebabnya ada seorang pimpinan lembaga tinggi negara menginstruksikan untuk ,memasukkan kembali pelajaran Bela Negara dalam kurikulum kursus kepemimpinan para pejabatnya.  Tujuanya tentu agar setiap orang bisa diingatkan kembali akan misi dan amanah atas peran, jabatan dan kewenangan yang dibebankan dipundaknya.  Dengan demikian tiap orang bisa berpandangan lebih dewasa dan tidak semata berorientasi : " me, me,  me attitude."

Dalam skala kecil kita kadang melihat juga gejala tidak terbukanya suatu divisi dengan divisi lain.  Seakan khawatir apa yang dibuat atau diciptakan oleh divisi tersebut dicatut sebagai inisiatif divisi lain.  Berkepanjangannya konflik antar institusi yang kita lihat belakangan ini juga memperlihatkan tidak maunya sebuah lembaga dipersalahkan secara sepihak karena kesalahan juga ada di lembaga lain.  Kita jadi bertanya-tanya mengapa tidak lagi ada semangat korp dan keinginan membela kebersamaan? Bukankah lebih bangga bila kita bisa membela yang lebih besar, apakah itu kepentingan perusahaan, juga kepentingan masyarakat dan bangsa?  (sumber : Kompas, 14 November 2009).

Salam sukses. 










5 Response to "Tentang Sebuah Harga Diri (1)"

.
gravatar
MasWienNews.com Says....

Betul Sob...Harga diri memang lebih mahal dibanding yang lain, mari junjung tinggi harga diri...

.
gravatar
erick Says....

setuju mas, kadang-kadang uang, harta ,jabatan dan kekuasaan sering mengalahkan hati nurani seseorang. Kita perlu mendekatkan diri dengan Tuhan agar hati nurani kita lebih peka.

thanks artikelnya mas...salam kenal

.
gravatar
Khery Sudeska Says....

Betul, Mas. Kepedulian dan kesensitifan kita akan kebersamaan perlu dipupuk lagi :)

Leave A Reply

Trimakasih atas komentar anda, baik berupa saran maupun kritik anda untuk kemajuan blog ini.